Himpunan Pengembang Pemukiman Serta Perumahan Rakyat (Himperra) mengatakan tahun 2019 adalah tahun paling sulit yang perlu ditemui pebisnis property. Kesusahan paling besar, khususnya dirasakan pengembang rumah bersubsidi.
"Sepanjang kami bergulat di dunia property kira-kira 24 tahun, 2019 ialah tahun paling sulit yang kami mengmelawan kata Ketua Umum DPP Himperra Endang Kawidjaja selesai buka Musda I serta Pelantikan DPD Himperra Jawa Barat di Kota Bandung, Rabu 16 Oktober 2019.
Endang menerangkan tahun 2019 paling susah sebab budget untuk rumah bersubsidi kuran. Proses APBN Pergantian Tahun 2019 pun tidak ada jadi imbas dari penerapan Pemilu 2019.
Alokasi bantuan perumahan rakyat tahun ini terbatas hingga semua (faksi berkaitan usaha property) terhitung kami kehabisan bahar bakar untuk budget rumah bersubsidi kata Endang.
Walau hadapi kondisi yang susah, kata Endang, Himperra masih optimis dapat lewat tahun 2019 ini secara baik lebih ada cadangan program dari pemerintah yaitu berbentuk.
Pertolongan Pembiayaan Perumahan Berbasiskan Tabungan atau BP2BT. Itu (Program BP2BT) ada 14 unit (rumah), tetapi diujicobakan dahulu 500 unit serta itu harus terserap di bulan ini," tuturnya.
Menurutnya, pemerintah memudahkan masyarakat mempunyai rumah bersubsidi lewat Program BP2BT seperti harga pasir berkaitan sertifikat laik peranan (SLF), uang muka serta waktu tabungan.
Pertolongan uang muka yang Rp4 juta itu dapat dibuang atau dipindahkan ke KPR. Itu sangat mempermudah. Tetapi kita masih menanti SK atau Permen-nya yang dijanjikan minggu-minggu ini tuturnya.
Oleh karenanya, Endang menyarankan semua pebisnis property untuk terjebak dalam Program BP2BT dibanding menanti program lain.
Agar saja kita programkan BP2BT jika FLPP kelak turun kita gampang migrasinya serta ini akan menolong realisasi Program Satu Juta Rumah yang ditargetkan oleh Kementerian PUPR katanya.
Ketua Perhimpunan Hotel serta Restoran Indonesia (PHRI), Kota Batam, Muhammad Mansyur memandang harga kayu kompetisi usaha perhotelan di wilayahnya mulai tidak sehat. Karena jumlahnya hotel baru yang banyak muncul, biaya hotel bintang empat di Batam juga rusak.
Menurutnya, dalam situs online booking hotel, harga hotel bintang empat di jual cuma Rp400 ribu/malam, serta sampai Rp300 ribu/malam saja.
Jika biaya hotel bintang empat saja begitu, berapakah hotel bintang tiga harus membanderol harga? Dari sana dapat kita lihat usaha perhotelan di Batam tidak sedang sehat," kata Mansyur pada kami tempo hari siang.
Kompetisi hotel di Batam makin ketat sebab di berapakah lokasi makin banyak dibangun hotel baru. Sampai sekarang 200 hotel telah berada di Batam, yang baru-baru banyak, tapi tamu tidak ada menambahkan katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar